Backpacker

Petualangan Seru di Pantai Tirang Semarang

Pantai Tirang di Semarang, Jawa Tengah, adalah destinasi yang menakjubkan untuk eksplorasi alam yang indah dan petualangan seru bersama teman-teman. Pada kunjungan kami kali ini, kami berkesempatan untuk mengeksplorasi keindahan pantai ini bersama rekan-rekan dari UKM REM FM Unnes, meskipun tidak semua dari mereka dapat bergabung. Perjalanan kami dimulai dari GSG Unnes dan memakan waktu sekitar 1 jam 30 menit untuk mencapai pantai ini. Perjalanan ke Pantai Tirang tidak hanya menghadirkan pemandangan yang memukau, tetapi juga kenangan menyenangkan. Selama perjalanan, kami menikmati canda tawa dan kebersamaan. Namun, ketika mendekati pantai, kami harus waspada karena jalannya berubah menjadi tanah yang licin. Jalannya sangat sempit, sehingga kendaraan bermotor dan mobil tidak dapat melaluinya dengan mudah. Meskipun begitu, tantangan ini hanya menambah keseruan perjalanan. View this post on Instagram A post shared by Hamzah Hilam (@hamzahhilam) Sampai di Pantai Tirang, kami segera terhanyut oleh keindahan pantai tersebut. Pasir yang lembut dan air laut yang tenang mengundang kami untuk bermain dan bersantai. Pemandangan matahari terbenam di ujung pantai adalah momen yang tak terlupakan. Selain itu, kami juga dapat menyaksikan pesawat yang lepas landas dan mendarat di dekatnya, yang menambah pesona tempat ini. Meskipun Pantai Tirang menawarkan pengalaman yang memikat, kami juga menyadari beberapa tantangan. Akses jalan yang masih berupa tanah dan licin, terutama saat hujan, dapat membuat perjalanan menjadi sulit. Selain itu, tidak ada penerangan jalan di malam hari, sehingga perlu ekstra berhati-hati jika Anda memutuskan untuk berkunjung saat malam. Kunjungan kami ke Pantai Tirang Semarang adalah pengalaman yang tak terlupakan. Pantai ini menghadirkan keindahan alam yang memesona, serta momen-momen menyenangkan bersama teman-teman. Meskipun ada tantangan di perjalanan, semuanya menjadi bagian dari petualangan yang menggugah. Pantai Tirang adalah destinasi yang patut dipertimbangkan untuk Anda kunjungi jika Anda mencari tempat yang indah dan penuh petualangan di Semarang.

Petualangan Seru di Pantai Tirang Semarang Read More »

Kembali ke Bandung: Merasakan Kegembiraan dan Keindahan

Halo, Hola! Episode ke-4 perjalanan kita akan membahas Kota Bandung. Setelah menjalani petualangan sebelumnya di Yogyakarta dan Solo, kami kembali ke Bandung untuk menjalani perjalanan yang penuh kegembiraan, penyegaran, dan kenangan tak terlupakan. Kami memilih kereta Argo Parahyangan sebagai moda transportasi untuk kembali ke Bandung, kali ini berangkat dari Stasiun Gambir. Ini merupakan kelanjutan dari petualangan sebelumnya yang tertuang dalam Day Trips Bandung episode 3. Sebelumnya, kami berangkat dari Stasiun Senen, tetapi kali ini kami memulai perjalanan kami dari Stasiun Gambir. Kereta kami diberangkatkan pukul 22.05 dengan tujuan Stasiun Bandung. Tiba di Stasiun Bandung pada pukul 2.30 pagi, benar-benar awal sekali. Kami segera menuju Hotel Gandasari dan melakukan check-in pukul 3.00 pagi. Setelah itu, kami merasa perlu istirahat sejenak untuk mengembalikan energi. Pagi hari, tepatnya pukul 7.00, kami melanjutkan petualangan kami dengan sarapan di hotel. Kami memilih paket dengan sarapan untuk memudahkan kami tanpa perlu mencari-cari tempat makan lagi. Perjalanan ini haruslah praktis dan menyenangkan. Pukul 11.00, kami memutuskan untuk menjelajahi Kota Bandung. Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Alun-Alun Kota Bandung, yang sangat dekat dengan Masjid Raya Bandung. Alun-Alun ini adalah tempat yang selalu ramai dan menjadi pusat kegiatan warga dan wisatawan. Setibanya di sana, kami mulai berfoto-foto dan mencari tempat untuk makan siang. Kami berkeliling jalan-jalan kecil dan akhirnya sampai di sebuah mal yang cukup baru, yaitu Kings Mall, jika tidak salah. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan ke Masjid Raya Bandung untuk melaksanakan shalat dzuhur. View this post on Instagram A post shared by Hamzah Hilam (@hamzahhilam) Setelah menjalani ibadah dzuhur, kami memutuskan untuk menjelajahi lebih banyak dengan bersepeda. Di sekitar halte Alun-Alun Bandung, kami menemukan sepeda yang bisa disewa. Namun, yang menarik adalah sistem pembayarannya yang menggunakan teknologi elektronik. Sebelum bisa mengayuh pedal, kami harus mendaftar terlebih dahulu di BOSEH Bandung, yaitu penyedia layanan penyewaan sepeda elektronik tersebut. View this post on Instagram A post shared by Hamzah Hilam (@hamzahhilam) Perjalanan bersepeda kami melewati rute yang melibatkan Jalan Asia Afrika, Jalan Otto Iskandar Dinata, Jalan Kepatihan, Jalan Dewi Sartika, Jalan Dalem Kaum, Jalan Alun-Alun Timur, Jalan Asia Afrika, Jalan Banceuy, Jalan ABC, Jalan Naripan, Jalan Braga, Jalan Asia Afrika, Jalan Alun-Alun Timur, Jalan Dalem Kaum, Jalan Lengkong Kecil, Jalan Sunda, Tugu Simpang Lima, Jalan Asia Afrika, dan berakhir di Shalter Sepeda Alun-Alun Bandung. Sensasi bersepeda di tengah keramaian kota Bandung adalah pengalaman yang sangat menyenangkan. Menyusuri jalanan dengan bebas dan merasakan angin sepoi-sepoi adalah cara terbaik untuk menjelajahi kota ini. Setelah puas bersepeda, kami melanjutkan perjalanan menuju China Town Bandung, yang terletak di Jalan Klenteng. Namun, kami agak terjebak di kemacetan lalu lintas, mengingat itu adalah akhir pekan yang selalu disambut antusias oleh warga Bandung dan pengunjung. Hari akhir pekan adalah waktu yang tepat untuk menjelajahi kota dan menikmati pesona wisata yang ditawarkan. Tiba di China Town Bandung, kami membeli tiket masuk dengan harga Rp. 30.000 per orang. Namun, penting untuk diperhatikan bahwa tempat ini tidak menerima uang tunai. Kami harus membayar dengan uang digital, seperti kartu debit/kredit, Gopay, Dana, OVO, atau LinkAja. Di dalam China Town Bandung, kami merasakan atmosfer yang sangat khas, dengan berbagai jajanan khas China dan dekorasi yang memukau. Tentu saja, kami mengambil banyak foto untuk mengabadikan momen ini. Pukul 17.00, kami kembali ke hotel untuk istirahat sejenak dan makan malam. Hari berikutnya, kami berencana untuk kembali ke Jakarta melalui Stasiun Bandung. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pembaca yang setia mengikuti petualangan kami. Jika ada kesalahan kata atau ucapan dalam artikel ini, kami mohon maaf. Di bawah ini, kami lampirkan beberapa foto yang kami abadikan selama perjalanan kami di Kota Bandung. Semoga artikel ini bisa menjadi sumber inspirasi bagi Anda untuk menjelajahi pesona Kota Bandung!

Kembali ke Bandung: Merasakan Kegembiraan dan Keindahan Read More »

Menikmati Wisata Seru di Yogyakarta dan Solo

Halo, Sahabat! Kami dengan senang hati berbagi pengalaman luar biasa selama perjalanan kami ke Yogyakarta dan Surakarta (Solo) yang berlangsung pada tanggal 17 Januari 2020. Sebelum kami memulai cerita ini, kami ingin mengakui bahwa selama kami absen dari artikel-artikel kami di website, kami telah sibuk dengan aktivitas yang begitu padat. Kehidupan ini sering kali tidak memberi kita kesempatan untuk berhenti dan bernapas sejenak. Pekerjaan dan komitmen yang menumpuk bisa benar-benar melelahkan. Jadi, kami putuskan untuk memberikan diri kami waktu untuk berlibur, merilekskan diri, dan menikmati hidup. Pilihan destinasi kami jatuh pada kota Yogyakarta dan Solo. Perjalanan kami dimulai dari Stasiun Pasar Senen pada tanggal 17 Januari 2020. Untuk mencapai tujuan kami di Solo, kami memilih kereta kelas Eksekutif Mataram. Ini adalah pilihan yang sangat tepat karena kami ingin tiba di Stasiun Solo Balapan pagi-pagi sekali, tepatnya jam 6.00. Kenyamanan selama perjalanan adalah hal yang sangat penting, dan kelas Eksekutif Mataram memberikan fasilitas seperti selimut dan bantal yang membuat perjalanan kami sangat nyaman. Selimut biasanya disediakan saat perjalanan malam, sementara bantal selalu ada, jadi Anda tak perlu khawatir. Ketika kami tiba di Stasiun Solo Balapan, perut kami sudah menggumam lapar, dan kami pun mencari tempat sarapan. Tidak jauh dari stasiun, kami menemukan “Soto Seger Daging Sapi Lestari”. Sarapan dengan soto di pagi hari adalah pilihan yang sangat bijak, dan tentu saja, es teh adalah minuman yang paling pas. Setelah sarapan, kami melanjutkan perjalanan ke kawasan Benteng Vastenburg. Sayangnya, ketika kami sampai di sana, tempat ini masih dalam kondisi tertutup, jadi kami memutuskan untuk berjalan kaki menuju Keraton Surakarta. Saat kami berjalan menuju destinasi berikutnya, kami tidak melewatkan kesempatan untuk mengabadikan momen dengan kamera kami. Cuaca cerah dan langit biru menjadi latar belakang yang sempurna untuk foto-foto kami. Setibanya di depan Keraton Surakarta, kami meluangkan waktu untuk berfoto dan juga membeli kerupuk kulit, camilan yang lezat, untuk menemani perjalanan kami. Setelah itu, kami berkeliling kawasan sekitar Keraton, membeli oleh-oleh seperti aksesoris, dan menikmati keindahan alun-alun Kidul Surakarta sebelum menuju Stasiun Solo Balapan untuk melanjutkan perjalanan kami ke Yogyakarta menggunakan kereta Prameks. Tiba di Stasiun Tugu Yogyakarta, kami melanjutkan perjalanan ke Candi Prambanan. Ternyata, perjalanan ini tidak terlalu dekat, tapi kami menemukan cara yang efisien untuk mencapainya dengan menggunakan Trans Jogja koridor 1A. Harga tiket Trans Jogja sangat terjangkau, hanya Rp. 3500. Penting untuk diingat bahwa Anda dapat membayar tiket dengan metode non-tunai atau tunai, jadi pastikan Anda memiliki uang pas. Untuk informasi lebih lanjut mengenai harga tiket Trans Jogja, Anda dapat mengunjungi situs resmi mereka. View this post on Instagram A post shared by Hamzah Hilam (@hamzahhilam) Ketika kami akhirnya tiba di Candi Prambanan, kami harus merogoh kocek sebesar Rp. 40.000 untuk tiket masuk. Kami mengunjungi candi ini pada akhir pekan, jadi harga tiketnya sedikit lebih tinggi. Tapi kami ingin berbagi tip: loket penjualan tiket juga menawarkan paket tur yang sangat menarik! Saat kami berada di bangunan Candi Prambanan yang megah, kami tidak bisa melewatkan kesempatan untuk mengambil foto dan berfoto selfie sebanyak mungkin. Kunjungan kami kali ini adalah yang pertama ke Candi Prambanan, jadi kami sangat antusias. Setelah puas menjelajahi keajaiban Candi Prambanan, kami kembali ke hotel kami, Grand Sarila di Depok, Yogyakarta, untuk check-in dan beristirahat sejenak. Ketika sore menjelang, kami pergi ke Alun-Alun Kidul Yogyakarta, yang terkenal sebagai tempat berkumpulnya warga dan pengunjung. Saat kami tiba, suasana sangat meriah dengan berbagai atraksi yang dapat dinikmati. Dari sana, kami melanjutkan perjalanan ke Jalan Malioboro dengan naik becak, pengalaman yang tak terlupakan. Sambil menikmati perjalanan, kami merekam video dan mengambil foto untuk mengabadikan momen indah ini. Sesampainya di Jalan Malioboro, kami mulai menjelajahi kawasan ini yang terkenal dengan beragam toko dan pedagang kaki lima. Setelah berkeliling sejenak, kami mencari tempat makan malam. Akhirnya, kami menemukan sebuah angkringan di Jalan Malioboro yang menyajikan hidangan lezat khas Yogyakarta. Setelah makan malam, kami tidak bisa melewatkan kesempatan untuk berbelanja oleh-oleh seperti baju, kue khas, dan aksesoris yang unik. Selain itu, kami juga menjadikan Burger King sebagai pilihan makan malam alternatif. Ini adalah liburan, jadi tidak apa-apa mencoba sesuatu yang berbeda! Setelah hari yang panjang dan penuh petualangan, kami kembali ke hotel untuk beristirahat dan mempersiapkan diri untuk perjalanan kembali ke Jakarta keesokan harinya. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pembaca setia kami dan mohon maaf jika ada kesalahan kata atau ucapan dalam artikel ini. Berikut adalah beberapa foto yang kami ambil selama perjalanan kami di Jogjakarta. Semoga artikel ini menjadi inspirasi bagi Anda untuk menjelajahi tempat-tempat indah di Indonesia!

Menikmati Wisata Seru di Yogyakarta dan Solo Read More »

Scroll to Top