Halo, Sahabat! Kami dengan senang hati berbagi pengalaman luar biasa selama perjalanan kami ke Yogyakarta dan Surakarta (Solo) yang berlangsung pada tanggal 17 Januari 2020. Sebelum kami memulai cerita ini, kami ingin mengakui bahwa selama kami absen dari artikel-artikel kami di website, kami telah sibuk dengan aktivitas yang begitu padat. Kehidupan ini sering kali tidak memberi kita kesempatan untuk berhenti dan bernapas sejenak. Pekerjaan dan komitmen yang menumpuk bisa benar-benar melelahkan. Jadi, kami putuskan untuk memberikan diri kami waktu untuk berlibur, merilekskan diri, dan menikmati hidup.
Pilihan destinasi kami jatuh pada kota Yogyakarta dan Solo. Perjalanan kami dimulai dari Stasiun Pasar Senen pada tanggal 17 Januari 2020. Untuk mencapai tujuan kami di Solo, kami memilih kereta kelas Eksekutif Mataram. Ini adalah pilihan yang sangat tepat karena kami ingin tiba di Stasiun Solo Balapan pagi-pagi sekali, tepatnya jam 6.00. Kenyamanan selama perjalanan adalah hal yang sangat penting, dan kelas Eksekutif Mataram memberikan fasilitas seperti selimut dan bantal yang membuat perjalanan kami sangat nyaman. Selimut biasanya disediakan saat perjalanan malam, sementara bantal selalu ada, jadi Anda tak perlu khawatir.
Ketika kami tiba di Stasiun Solo Balapan, perut kami sudah menggumam lapar, dan kami pun mencari tempat sarapan. Tidak jauh dari stasiun, kami menemukan “Soto Seger Daging Sapi Lestari”. Sarapan dengan soto di pagi hari adalah pilihan yang sangat bijak, dan tentu saja, es teh adalah minuman yang paling pas. Setelah sarapan, kami melanjutkan perjalanan ke kawasan Benteng Vastenburg. Sayangnya, ketika kami sampai di sana, tempat ini masih dalam kondisi tertutup, jadi kami memutuskan untuk berjalan kaki menuju Keraton Surakarta.
Saat kami berjalan menuju destinasi berikutnya, kami tidak melewatkan kesempatan untuk mengabadikan momen dengan kamera kami. Cuaca cerah dan langit biru menjadi latar belakang yang sempurna untuk foto-foto kami. Setibanya di depan Keraton Surakarta, kami meluangkan waktu untuk berfoto dan juga membeli kerupuk kulit, camilan yang lezat, untuk menemani perjalanan kami. Setelah itu, kami berkeliling kawasan sekitar Keraton, membeli oleh-oleh seperti aksesoris, dan menikmati keindahan alun-alun Kidul Surakarta sebelum menuju Stasiun Solo Balapan untuk melanjutkan perjalanan kami ke Yogyakarta menggunakan kereta Prameks.
Tiba di Stasiun Tugu Yogyakarta, kami melanjutkan perjalanan ke Candi Prambanan. Ternyata, perjalanan ini tidak terlalu dekat, tapi kami menemukan cara yang efisien untuk mencapainya dengan menggunakan Trans Jogja koridor 1A. Harga tiket Trans Jogja sangat terjangkau, hanya Rp. 3500. Penting untuk diingat bahwa Anda dapat membayar tiket dengan metode non-tunai atau tunai, jadi pastikan Anda memiliki uang pas. Untuk informasi lebih lanjut mengenai harga tiket Trans Jogja, Anda dapat mengunjungi situs resmi mereka.
Ketika kami akhirnya tiba di Candi Prambanan, kami harus merogoh kocek sebesar Rp. 40.000 untuk tiket masuk. Kami mengunjungi candi ini pada akhir pekan, jadi harga tiketnya sedikit lebih tinggi. Tapi kami ingin berbagi tip: loket penjualan tiket juga menawarkan paket tur yang sangat menarik! Saat kami berada di bangunan Candi Prambanan yang megah, kami tidak bisa melewatkan kesempatan untuk mengambil foto dan berfoto selfie sebanyak mungkin. Kunjungan kami kali ini adalah yang pertama ke Candi Prambanan, jadi kami sangat antusias.
Setelah puas menjelajahi keajaiban Candi Prambanan, kami kembali ke hotel kami, Grand Sarila di Depok, Yogyakarta, untuk check-in dan beristirahat sejenak.
Ketika sore menjelang, kami pergi ke Alun-Alun Kidul Yogyakarta, yang terkenal sebagai tempat berkumpulnya warga dan pengunjung. Saat kami tiba, suasana sangat meriah dengan berbagai atraksi yang dapat dinikmati. Dari sana, kami melanjutkan perjalanan ke Jalan Malioboro dengan naik becak, pengalaman yang tak terlupakan. Sambil menikmati perjalanan, kami merekam video dan mengambil foto untuk mengabadikan momen indah ini.
Sesampainya di Jalan Malioboro, kami mulai menjelajahi kawasan ini yang terkenal dengan beragam toko dan pedagang kaki lima. Setelah berkeliling sejenak, kami mencari tempat makan malam. Akhirnya, kami menemukan sebuah angkringan di Jalan Malioboro yang menyajikan hidangan lezat khas Yogyakarta. Setelah makan malam, kami tidak bisa melewatkan kesempatan untuk berbelanja oleh-oleh seperti baju, kue khas, dan aksesoris yang unik. Selain itu, kami juga menjadikan Burger King sebagai pilihan makan malam alternatif. Ini adalah liburan, jadi tidak apa-apa mencoba sesuatu yang berbeda!
Setelah hari yang panjang dan penuh petualangan, kami kembali ke hotel untuk beristirahat dan mempersiapkan diri untuk perjalanan kembali ke Jakarta keesokan harinya. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pembaca setia kami dan mohon maaf jika ada kesalahan kata atau ucapan dalam artikel ini. Berikut adalah beberapa foto yang kami ambil selama perjalanan kami di Jogjakarta. Semoga artikel ini menjadi inspirasi bagi Anda untuk menjelajahi tempat-tempat indah di Indonesia!